Rabu, 19 Desember 2012

Kecil-kecil Ngorok, Haruskah Anak Buru-buru Dibawa ke Dokter?

Jakarta, Tidak hanya orang dewasa, anak kecil pun bisa tidur sambil mendengkur alias mengorok. Studi terbaru menyebut anak yang mendengkur lebih mungkin bertingkah. Lalu apa yang harus dilakukan orang tua?

Dikutip dari Daily Mail, Selasa (18/12/2012), anak yang mengalami gangguan pernapasan di malam hari akan menyebabkan anak tersebut memiliki kualitas tidur yang rendah. Nah, bila hal ini terjadi maka anak akan cenderung suka marah, berperilaku buruk, sakit kepala, hingga akhirnya sulit berkonsentrasi di sekolah.

Seorang anak mengorok biasanya karena punya kelenjar gondok besar atau tonsil. Akibatnya saluran udara sedikit terhambat saat anak itu tidur. Karena pergerakan udara dibatasi, maka menyebabkan tidur mendengkur.

Anak-anak yang memiliki infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), sebagaimana dengan orang yang alergi, lebih mungkin mendengkur. Penyebab lainnya adalah peradangan saluran udara, sehingga menghambat aliran udara di tenggorokan.

Anak-anak yang mendapat ASI saat masih bayi cenderung tidak tidur mendengkur. Masih belummjelas mengapa hal ini terjadi. Namun penjelasan yang paling mungkin adalah karena ASI menawarkan perlindungan kepada bayi dari alergi dan infeksi saluran pernapasan atas pada anak di bawah usia satu tahun.

Lalu apa yang harus dilakukan jika Anak Anda mendengkur? Tindakan yang tepat tergantung pada apakah mendengkur itu menyebabkan masalah. Jika Anak Anda mendengkur namun dia tampaknya tidak memiliki gangguan, maka tidak perlu ada intervensi medis.

Beberapa anak mendengkur lantaran amandel besar atau karena kelenjar gondok, namun tidak berpengaruh pada kehidupan mereka. Namun jika hal itu menjadi masalah, seperti misalnya menimbulkan infeksi berulang atau masalah perilaku maka perlu dianalisis apakah amandel perlu dioperasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar